Mengenal Jenis-Jenis Oil Storage Tank Sesuai Klasifikasinya
Dalam industri minyak dan gas, tidak ada solusi tunggal untuk penyimpanan. Setiap jenis produk hidrokarbon, dari minyak mentah kental hingga komponen bensin yang sangat mudah menguap, memerlukan desain tangki penyimpanan (oil storage tank) yang spesifik untuk memastikan keamanan, efisiensi, dan yang terpenting, pencegahan insiden lingkungan.
Sebagai perusahaan penanggulangan tumpahan minyak (oil spill response), KAJ Indonesia memahami bahwa pemilihan jenis tangki yang tepat adalah garis pertahanan pertama dalam manajemen risiko. Kesalahan dalam memilih desain dapat menciptakan potensi kegagalan yang berujung pada tumpahan yang harus kami tangani.
Artikel ini akan mengupas tuntas berbagai jenis oil storage tank yang paling umum digunakan, menyoroti detail teknis, aplikasi, serta skenario kegagalan yang relevan dari pengalaman kami di lapangan.
Klasifikasi Utama Tangki Penyimpanan
Desain tangki penyimpanan sangat bervariasi, namun secara umum dapat diklasifikasikan berdasarkan tiga kriteria utama: jenis atap (roof type), lokasi pemasangan, dan tekanan operasi.
Memahami perbedaan ini sangat relevan dalam operasi penanggulangan tumpahan, karena setiap jenis memiliki potensi mode kegagalan yang berbeda.
| Klasifikasi | Tipe Tangki | Karakteristik Utama | Aplikasi Umum | Potensi Risiko Utama |
|---|---|---|---|---|
| Berdasarkan Atap | Fixed Roof Tank | Atap tetap (kerucut/kubah), ada ruang uap. Ekonomis. | Produk tidak mudah menguap (solar, minyak bakar). | Emisi uap berlebih, risiko kebakaran di ruang uap. |
| External Floating Roof (EFR) | Atap mengapung, terbuka ke atmosfer. Dilengkapi sistem seal & drainase. | Minyak mentah, bensin, produk volatilitas sedang-tinggi. | Kerusakan atap akibat cuaca, kegagalan sistem drainase, kegagalan seal. | |
| Internal Floating Roof (IFR) | Atap tetap di luar, atap mengapung di dalam. Perlindungan ganda. | Produk sangat mudah menguap atau sensitif kontaminasi. | Akumulasi uap mudah terbakar antara dua atap. | |
| Berdasarkan Lokasi | Aboveground (AST) | Dibangun di atas tanah. Inspeksi mudah, butuh lahan luas. | Kilang, terminal penyimpanan, fasilitas industri besar. | Kegagalan tanggul penahan (bund wall), korosi eksternal. |
| Underground (UST) | Terkubur di bawah tanah. Hemat lahan, inspeksi sulit. | SPBU, fasilitas dengan lahan terbatas. | Kebocoran tak terdeteksi, kontaminasi tanah & air tanah. | |
| Berdasarkan Tekanan | Tangki Atmosferik | Tekanan mendekati atmosfer (<0.5 psig). | Sebagian besar tangki (crude, bensin, solar). | Overpressure akibat kegagalan ventilasi. |
| Tangki Bertekanan Rendah | Tekanan 0.5 – 15 psig. Bentuk atap kubah/bola. | Cairan ringan dan mudah menguap (NGL, pentana). | Kehilangan penahanan (loss of containment) akibat tekanan. | |
| Tangki Bertekanan Tinggi | Tekanan >15 psig. Bentuk bola atau silinder horizontal. | Gas cair seperti LPG, Propana, Butana. | Kegagalan katastropik (BLEVE – Boiling Liquid Expanding Vapor Explosion). |
1. Klasifikasi Berdasarkan Jenis Atap (Roof Type)
Jenis atap adalah pembeda desain yang paling fundamental karena berhubungan langsung dengan pengendalian emisi uap (vapor loss) dan keamanan produk yang mudah menguap.
Fixed Roof Tank (Tangki Atap Tetap)
Ini adalah desain tangki yang paling dasar dan ekonomis, dengan atap berbentuk kerucut (cone roof) atau kubah (dome roof) yang terpasang permanen.
- Detail Teknis: Dilengkapi dengan Pressure-Vacuum (PV) Vent atau breather valve yang berfungsi secara mekanis. Saat tekanan di dalam tangki naik akibat penguapan di siang hari, katup tekanan akan terbuka untuk membuang kelebihan uap. Saat tekanan turun (vakum) akibat pendinginan di malam hari, katup vakum akan terbuka untuk menghisap udara, mencegah tangki penyok.
- Aplikasi: Paling ideal untuk produk dengan volatilitas rendah seperti solar, minyak diesel, minyak bakar (fuel oil), dan air.
- Perspektif Risiko: Risiko utama adalah potensi terbentuknya campuran uap dan udara yang mudah terbakar di dalam vapor space. Kegagalan fungsi PV Vent (misalnya macet karena korosi) dapat menyebabkan overpressure yang merusak atap atau vacuum yang merusak struktur dinding.
Floating Roof Tank (Tangki Atap Mengapung)
Untuk mengatasi masalah penguapan, dikembangkan tangki dengan atap yang mengapung langsung di atas permukaan cairan.
a. External Floating Roof (EFR) Tank
Tangki EFR memiliki atap baja yang mengapung di atas cairan, sementara bagian atasnya terbuka ke atmosfer.
- Detail Teknis: Kunci dari desain ini adalah sistem seal dan sistem drainase.
- Seal System: Terdiri dari primary seal (misalnya mechanical shoe seal yang menekan dinding tangki) dan secondary seal di atasnya untuk meminimalkan emisi uap yang lolos.
- Roof Drain System: Umumnya menggunakan sistem pipa artikulasi (articulated pipe drain) dengan sendi putar (swivel joints) yang mengikuti naik-turunnya atap untuk membuang air hujan dari dek.
- Aplikasi: Sangat efektif untuk menyimpan minyak mentah dan produk dengan volatilitas sedang hingga tinggi seperti bensin.
- Perspektif Risiko: Mode kegagalan yang sering kami antisipasi adalah kegagalan sistem drainase. Jika pipa drainase tersumbat atau sendi putarnya macet, air hujan akan terakumulasi di atas dek. Beban air yang berlebih dapat merusak ponton apung, menyebabkan atap miring, atau bahkan tenggelam. Saat atap tenggelam, terjadi pelepasan produk dalam volume besar secara tiba-tiba ke lingkungan.
b. Internal Floating Roof (IFR) Tank
Tangki IFR adalah hibrida yang menggabungkan atap tetap di bagian luar dengan atap mengapung (umumnya dari aluminium ringan) di bagian dalam.
- Detail Teknis: Atap internal bisa berupa dek aluminium penuh yang ditopang ponton, atau desain honeycomb panel yang ringan dan kaku. Atap tetap di atasnya melindungi dek internal dari cuaca, menghilangkan kebutuhan sistem drainase yang kompleks pada atap apung.
- Aplikasi: Pilihan terbaik untuk produk yang sangat mudah menguap atau produk yang sangat sensitif terhadap kontaminasi (seperti avtur).
- Perspektif Risiko: Meskipun lebih aman dari cuaca, risiko pada IFR adalah potensi akumulasi uap yang mudah terbakar di ruang antara atap tetap dan atap internal. Jika terjadi kebocoran pada seal atap internal atau pada komponen lain, uap dapat terperangkap. Ventilasi yang baik pada ruang ini menjadi sangat krusial untuk mencegah terbentuknya kondisi berbahaya.
2. Klasifikasi Berdasarkan Lokasi Pemasangan
Lokasi fisik tangki menentukan aksesibilitas untuk inspeksi dan skenario respon jika terjadi tumpahan.
Aboveground Storage Tank (AST) – Tangki di Atas Tanah
Ini adalah jenis yang paling umum terlihat di kilang dan terminal.
- Karakteristik: Dibangun di atas permukaan tanah, memungkinkan inspeksi visual yang mudah. Namun, mereka terekspos pada risiko eksternal.
- Sistem Pengaman Kunci: Wajib dilengkapi tanggul penahan sekunder (secondary containment bund wall). Kapasitas tanggul ini harus mampu menampung minimal 110% dari volume tangki terbesar di dalamnya.
- Perspektif Risiko: Kegagalan AST bisa bersifat katastropik. Keberhasilan operasi penanggulangan sangat bergantung pada integritas bund wall. Jika tanggul ini retak, bocor, atau gagal, tumpahan akan menyebar luas dengan sangat cepat, mempersulit upaya penahanan (containment).
Underground Storage Tank (UST) – Tangki Bawah Tanah
Umumnya ditemukan di SPBU, di mana setidaknya 10% volume tangki terkubur di bawah tanah.
- Karakteristik: Menghemat lahan dan terlindung dari api permukaan. Namun, inspeksi menjadi sangat sulit dan mahal.
- Sistem Pengaman Kunci: Regulasi modern mewajibkan konstruksi dinding ganda (double-walled) dengan sensor pemantauan di ruang interstisial untuk mendeteksi kebocoran dini.
- Perspektif Risiko: Kebocoran UST adalah tantangan terberat. Tumpahan seringkali tidak terdeteksi selama bertahun-tahun, menyebabkan kontaminasi tanah dan air tanah. Operasi pembersihan dan remediasi untuk kasus seperti ini sangat kompleks, seringkali memerlukan teknik seperti soil vapor extraction atau groundwater pump-and-treat, yang memakan waktu lama dan berbiaya sangat tinggi.
3. Klasifikasi Berdasarkan Tekanan Operasi
Tekanan desain adalah faktor kritis yang menentukan bentuk dan ketebalan tangki.
Tangki Atmosferik
Mayoritas tangki besar seperti Fixed Roof dan Floating Roof masuk kategori ini. Dirancang untuk tekanan mendekati atmosfer (di bawah 0.5 psig) dan diatur oleh standar API 650.
Tangki Bertekanan Rendah
Dirancang untuk tekanan antara 0.5 hingga 15 psig. Bentuknya seringkali memiliki atap kubah yang lebih kuat (dome roof) atau bahkan berbentuk seperti bola yang sedikit pipih (spheroid) untuk menahan tekanan internal. Diatur oleh standar API 620.
Tangki Bertekanan Tinggi
Untuk menyimpan produk yang berada dalam fase gas pada suhu dan tekanan normal (seperti LPG, Propana, Butana), diperlukan tangki bertekanan tinggi (>15 psig).
- Tangki Bola (Sphere): Bentuk bola adalah bentuk yang paling efisien secara struktural untuk menahan tekanan tinggi karena tegangan terdistribusi secara merata di seluruh permukaan tanpa titik lemah.
- Tangki Peluru (Bullet Tank): Berbentuk silinder horizontal dengan ujung melengkung (hemispherical heads). Umum digunakan untuk volume penyimpanan yang lebih kecil dibandingkan tangki bola.
- Perspektif Risiko: Risiko terbesar pada tangki ini adalah BLEVE (Boiling Liquid Expanding Vapor Explosion). Jika tangki terpapar api dari luar, tekanan di dalam akan meningkat drastis. Jika struktur tangki gagal (pecah), cairan di dalamnya akan mendidih dan menguap secara instan, menciptakan ledakan uap masif dan bola api yang sangat destruktif.
Mengenal Portable Oil Storage Tank untuk Respon Darurat
Selain tangki industrial permanen, dunia penanggulangan tumpahan minyak sangat bergantung pada jenis tangki khusus yang bersifat portabel, fleksibel, dan dapat dipasang dengan cepat. Peralatan inilah yang menjadi inti dari operasi lapangan KAJ Indonesia.
1. Tangki Penyimpanan Terapung (Floating Storage Tanks)
Ini adalah wadah fleksibel yang dirancang untuk menampung sementara minyak yang telah terkumpul di permukaan air.
- Jenis & Detail Teknis: Termasuk di dalamnya adalah KFB Storage Tank yang ditarik (towable) dan Dinghy Storage Tank yang strukturnya tiup (inflatable). Terbuat dari material kain industri berkekuatan tinggi (seperti PVC atau polyurethane) yang tahan terhadap hidrokarbon dan air laut. Dilengkapi dengan katup pengisian dan pengosongan serta titik penarik (towing points).
- Fungsi Operasional: Dalam sebuah operasi di laut, setelah oil boom mengarahkan tumpahan dan skimmer mengumpulkannya, minyak yang terkumpul tidak bisa dibiarkan begitu saja. Tangki terapung ini berfungsi sebagai “wadah penampungan pertama” yang sangat vital. Minyak dipompa dari skimmer ke dalam tangki ini, memungkinkan operasi pembersihan berjalan kontinu tanpa harus menunggu kapal tanker besar merapat.
2. Tangki Portabel Darat (Onland Temporary Tanks)
Setelah minyak dibawa ke darat, diperlukan fasilitas penampungan sementara sebelum diolah atau dibuang.
- Jenis & Detail Teknis: Contoh utamanya adalah Onland Storage Tank atau sering disebut Onion Tank karena bentuknya saat terisi. Tangki ini terdiri dari liner kain yang kuat dan ditopang oleh kerangka eksternal dari aluminium atau baja yang ringan dan mudah dirakit.
- Fungsi Operasional: Tangki ini sangat krusial di staging area di garis pantai. Mereka dapat dipasang dalam hitungan menit untuk menampung minyak dari tangki terapung, peralatan yang terkontaminasi, atau limbah padat hasil pembersihan pantai. Kecepatan pemasangannya mencegah terjadinya kontaminasi sekunder di darat.
- Perspektif Operasional: Ketersediaan dan kecepatan deployment tangki-tangki portabel ini seringkali menjadi faktor penentu keberhasilan sebuah operasi penanggulangan tumpahan. Tanpa adanya solusi penyimpanan sementara yang memadai, minyak yang sudah berhasil dikumpulkan bisa kembali menyebar, membuat seluruh upaya menjadi sia-sia.
Kesimpulan
Memahami perbedaan teknis yang mendalam antar jenis oil storage tank bukanlah sekadar latihan akademis. Bagi kami, pengetahuan ini adalah fondasi dari perencanaan mitigasi risiko dan kesiapsiagaan darurat. Setiap detail desain, mulai dari jenis seal, mekanisme drainase, hingga bentuk geometris, memiliki implikasi langsung terhadap potensi kegagalan dan skenario tumpahan yang mungkin terjadi.
Oleh karena itu, investasi dalam pemilihan desain yang tepat, diikuti dengan program inspeksi dan perawatan yang disiplin, adalah bentuk pencegahan paling efektif, jauh lebih baik daripada harus melakukan penanggulangan setelah bencana terjadi.