Aplikasi Oil Spill Dispersant dari Bawah Laut (Subsea Dispersant Injection)
Tumpahan minyak di lingkungan laut merupakan salah satu ancaman ekologis terbesar di era modern. Insiden besar seperti yang terjadi pada anjungan minyak Deepwater Horizon di Teluk Meksiko pada tahun 2010 telah membuka mata dunia akan dahsyatnya dampak yang ditimbulkan.
Kejadian tersebut tidak hanya memicu kerugian ekonomi yang masif, tetapi juga menyebabkan kerusakan ekosistem laut dalam jangka panjang yang sulit dipulihkan.
Dari tragedi inilah, berbagai inovasi dan metode penanggulangan baru dikembangkan, salah satunya adalah teknik Subsea Dispersant Injection (SSDI) atau aplikasi oil spill dispersant langsung dari bawah laut.
Metode ini menjadi salah satu strategi respons paling efektif untuk menangani tumpahan minyak yang berasal dari dasar laut, seperti akibat kegagalan peralatan pengeboran lepas pantai (blowout). Sebagai perusahaan yang berkomitmen pada solusi lingkungan, KAJ Indonesia memahami pentingnya teknologi ini sebagai garda terdepan dalam memitigasi bencana lingkungan skala besar.
Apa Itu Subsea Dispersant Injection (SSDI)?

Secara sederhana, Subsea Dispersant Injection (SSDI) adalah metode penyuntikan bahan kimia pendispersi (dispersant) langsung ke aliran minyak mentah yang keluar dari sumbernya di dasar laut. Tujuannya adalah untuk memecah gumpalan minyak besar menjadi butiran-butiran (droplet) yang jauh lebih kecil sebelum minyak tersebut sempat naik dan menyebar luas di permukaan air.
Berbeda dengan metode konvensional yang menyemprotkan dispersan dari kapal atau pesawat di permukaan laut, SSDI menargetkan masalah langsung di akarnya. Dengan mengaplikasikan dispersan pada tekanan dan suhu tinggi di dekat titik kebocoran, proses pencampuran antara minyak dan dispersan menjadi jauh lebih efisien. Energi turbulen dari semburan minyak itu sendiri membantu proses dispersi, sehingga butiran-butiran minyak yang terbentuk berukuran sangat kecil.
Butiran-butiran ini kemudian lebih mudah terurai secara alami oleh mikroorganisme laut yang memang sudah ada di kolom air.
Proses ini dikenal sebagai biodegradasi.
Dengan mempercepat proses ini, SSDI secara signifikan mengurangi jumlah minyak mentah yang mencapai permukaan laut, yang pada akhirnya meminimalkan dampak buruk terhadap biota permukaan seperti burung laut, mamalia laut, dan ekosistem pesisir seperti hutan bakau dan terumbu karang.
BACA JUGA: Aplikasi Oil Spill Dispersant dari Kapal (Vessel Spraying)
Keunggulan Metode SSDI Dibandingkan Metode Lainnya
Penerapan SSDI menawarkan berbagai keuntungan strategis yang membuatnya menjadi pilihan utama dalam skenario tumpahan minyak bawah laut.
- Efektivitas yang Lebih Tinggi: Studi dan aplikasi di lapangan telah membuktikan bahwa SSDI jauh lebih efisien. Dengan menyuntikkan dispersan langsung ke sumbernya, rasio dispersan terhadap minyak yang dibutuhkan menjadi lebih rendah dibandingkan aplikasi permukaan. Ini berarti penggunaan bahan kimia yang lebih sedikit untuk hasil yang lebih optimal.
- Mengurangi Paparan Senyawa Berbahaya di Atmosfer: Minyak mentah mengandung Volatile Organic Compounds (VOCs) yang mudah menguap. Ketika minyak mencapai permukaan, senyawa ini akan lepas ke udara, menciptakan polusi udara yang berbahaya bagi kesehatan para pekerja di lokasi tumpahan dan berpotensi terbawa angin ke daratan. Dengan mendispersikan minyak di bawah laut, SSDI secara drastis mengurangi jumlah VOCs yang menguap ke atmosfer.
- Jendela Operasional yang Lebih Luas: Metode penanggulangan di permukaan, seperti penggunaan skimmer atau penyemprotan dari udara, sangat bergantung pada kondisi cuaca. Angin kencang, ombak besar, atau kabut tebal dapat menghentikan operasi sepenuhnya. SSDI, yang dioperasikan menggunakan Remotely Operated Vehicles (ROV) di dasar laut, hampir tidak terpengaruh oleh kondisi cuaca di permukaan. Ini memungkinkan operasi penanggulangan berjalan 24/7 tanpa henti, memaksimalkan efektivitas respons.
- Perlindungan Ekosistem Pesisir yang Lebih Baik: Dengan mencegah sebagian besar minyak naik ke permukaan, SSDI secara langsung melindungi garis pantai, lahan basah (wetlands), dan area sensitif lainnya dari kontaminasi minyak. Ini adalah aspek krusial karena pembersihan minyak di wilayah pesisir adalah proses yang sangat sulit, mahal, dan seringkali merusak.
Tantangan dan Pertimbangan dalam Aplikasi SSDI
Meskipun sangat efektif, penerapan SSDI bukanlah tanpa tantangan. Salah satu pertimbangan utama adalah potensi dampak dispersan dan minyak yang terdispersi terhadap organisme di kolom air dalam dan di dasar laut (benthic organisms).
Oleh karena itu, keputusan untuk menggunakan SSDI harus didasarkan pada analisis Net Environmental Benefit Analysis (NEBA) yang cermat.
Analisis ini menimbang dampak buruk dari setiap opsi penanggulangan (termasuk opsi untuk tidak melakukan apa-apa) untuk menentukan strategi yang akan menghasilkan kerusakan lingkungan paling minimal secara keseluruhan.
Pemantauan lingkungan yang komprehensif sebelum, selama, dan setelah operasi SSDI adalah suatu keharusan. Ini mencakup pemantauan kualitas air, toksisitas, dan kesehatan biota laut di area yang terdampak untuk memastikan bahwa keputusan yang diambil benar-benar yang terbaik bagi lingkungan.
Peran KAJ Indonesia Sebagai Solusi Penanggulangan Tumpahan Minyak
Sebagai penyedia solusi penanggulangan tumpahan minyak terdepan di Indonesia, KAJ Indonesia menyediakan produk oil spill dispersant berkualitas tinggi yang efektif untuk aplikasi permukaan maupun bawah laut (SSDI).
Kami memahami bahwa setiap detik berharga saat terjadi tumpahan minyak. Kesiapsiagaan yang matang, didukung oleh teknologi yang tepat dan produk yang andal, adalah kunci untuk meminimalkan dampak bencana.
Dengan pengalaman dan keahlian kami, KAJ Indonesia siap menjadi mitra strategis bagi industri minyak dan gas, lembaga pemerintah, dan organisasi terkait dalam menyusun rencana kontingensi, dan menyediakan peralatan menghadapi tumpahan minyak.